Senin, 30 April 2012

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Keberangkatan

1.               Identitas Buku

1.              Judul                  : Keberangkatan
2.             Pengarang           : Nh. Dini
3.             Penerbit              : PT Gramedia Pustaka Utama
4.             Tahun terbit        : 2002
5.             Tebal buku          :191 halaman


2.            Sinopsis

Elisa seorang gadis indo yang memiliki nama asli Elisabeth Frisaart. Memiliki keluarga yang tidak begitu harmonis dengan segudang misteri dibaliknya. Ia memilki saudara lelaki yang bernama Tio dan saudara perempuan yang bernama Silvi. Ibunya tidak menyayangi anak-anaknya dan sangat gila harta. Barang Elisa pun sering ingin dimilikinya sehingga hubungan keduanya pun tidak dekat. Elisa sudah bekerja sebagai pramugari di GIA. 

Meski berdarah campuran yang tinggal di Indonesia, Elisa sangat menyukai dan mencintai Indonesia. Ketika keluarganya memutuskan untuk kembali ke Belanda, karena kesulitan ekonomi dan sentimentalisme lingkungannya, Elisa tetap memutuskan untuk hidup sendiri di
Indonesia. 

 Suatu ketika, ia berkenalan dan kemudian jatuh cinta kepada seorang pemuda lokal bernama Sukoharjito, seorang pegawai protokol di istana dan juga saudara sepupu Lansih, sahabat karibnya. Setelah setahun merajut kasih, tak ada tanda-tanda dari Sukoharjito untuk menikahinya, walau Sukoharjito sudah mengenalkannya pada keluarga besarnya di Solo. Namun Elisa masih diliputi tanda tanya yang besar, tiba-tiba Elisa mendapat kabar mengejutkan bahwa Suko akan menikah dengan keponakan ajudan presiden. Betapa terkejut dan terpukulnya Elisa. Selama ini ia memberikan segenap hatinya untuk pria tersebut tapi lantas pria tersebut malah meninggalkannya dan itu membuat hatinya sangat hancur.
Belakangan diketahui bahwa ternyata pernikahan itu dikarenakan si wanita yang sudah hamil duluan. Betap terkejutnya Elisa dan sahabat-sahabatnya mendengar hal itu. Lansih mengatakan betapa beruntungnya Elisa tidak sampai kebablasan seperti wanitai itu, sejauh-jauhnya Elisa hanya dicium. Elisa sendiri memang tidak mengikuti gaya pergaulan gadis Indo yangpergailannya lebih bebas. Elisa memegang teguh adat Indonesia yang hanya akan menyerahkan kegadisan setelah menikah. 

Selain masalah percintaan, Elisa juga dihantui masalah siapa ayah kandungnya, sebab berdasarkan cerita yang ia dapat, ibunya adalah seorang petualang cinta, meski sudah menikah. Rangkaian cerita menuntunnya menemukan Talib, pelukis yang dulu diangkat oleh ayahnya, Fred Frisaart, dan ternyata jatuh cinta pada ibunya. Talib muda sangat menyayangi Elisa dan turut mengasuhnya selama di Surabaya sebelum keluarga Frisaart pindah ke Jakarta. Itulah mengapa Elisa sempat mengira Talib adalah ayahnya.

 Setelah terpuruk karena patah hati, Elisa sempat kehilangan gairah hidupnya. Hingga suatu hari ia berkenalan dengan Gail, seorang wartawan asing yang bertugas di Jakarta. Gail sendiri ternyata menaruh hati pada Elisa. Namun, dikala hendak menjalin kasih, Elisa malah memutuskan untuk kembali ke Belanda, mengikuti keluarganya. Gail sangat sedih tapi tidak berarti dia menjadi patah arang. Sebelum Elisa berangkat, ia menitipkan sebuah karangan bunga berisi uang 100 dolar-nya yang terisisa agar Elisa segera mengirim kabar padanya begitu tiba di Belanda.

3.      Unsur intrinsik novel

  •            Tema
Tema novel keberangkatan ini adalah Pencaharian jati diri. Tema ini rumuskan selain dilihat dari peristiwa-peristiwa yang telah diidentifikasi dan masalah yang paling banyak dibicarakan dalam cerita, juga karena hal tersebut yang mendasari memuncaknya konflik dalam novel ini.

  •        Alur
 Alur yang terdapat dalam novel ini adalah alur maju dan alur mundur. Berikut ini adalah kutipan dari :

·         Alur Maju
“Dalam pencaharian tentang asal-usulku yang sebenarnya, aku menemukan mata rantai yang pertama. Aku bertemu dengan seorang pastur berkulit putih yang bernama Rama Beick. Dia adalah salah satu tetanggaku sewaktu aku kecil, ketika masih tinggal di rumah kami di Surabaya.”

“sebulan kemudian, aku bertemu dengan kakak perempuanku yang juga kabur dari rumah karena tidak tahan lagi dengan perlakuan ibuku yang terlalu arogan. Aku menemukan kakakku berkat bantuan Rudi.”

·         Alur Mundur
“Dari masa kecilku, aku selalu bersama pembantu. Dapat dikatakan pembantulah yang membesarkan aku, waktu itu aku belum menyadari, tetapi kata orang, serasa mudahnya ibu menjadi intaian banyak laki-laki. Dan Talib, sejak aku lahir hampir dia yang menjadi pengasuhku. Aku dibawa kemana-mana, aku selalu bersamanya. Bila malam-malam saat aku sakit, bukan ibu yang menamaniku. Ibu entah dimana, tidur dikamar sendirian atau bersama laki-laki, atau bahkan berdansa digedung pertemuan kota. Itulah gambaran masa kecilku yang suram, yang tak pernah merasakan perawatan dari ibu kandungku sendiri.”

Alur cerita novel keberangkatan ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu terdiri dari tahapan eksposisi atau perkenalan, tahap peristiwa mulai bergerak atau complication, tahap konflik, puncak cerita atau klimaks, tahap penyelesaian konflik, dan tahap keputusan konflik. Rinciannya sebagai berikut.

1.      Tahap perkenalan (eksposisi)
      Elisa frissat adalah gadis peranakan indo yang berkerja sebagai pramugari di GIA yang sangat mencintai tanah indonesia ini.memiliki latar belakang keluarga yang amburadul dan seorang ibu yang berkelakuan keras. Elisa memiliki dua orang adik dan ayah yang terlalu pengecut yang selalu mengalah dari istrinya.

2.      Tahap peristiwa mulai bergerak (complication)
      Elisa meninggalkan rumah karena tidak sanggup lagi menerima perlakuan ibunya yang sangat keterlaluan. Elisa mengawali kemandiriannya dengan pindah ke perumahan rajawali yang merupakan sebuah perumahan yang diperuntukan untuk karyawan GIA bersama keempat teman serumahnya. Elisa berkenalan dengan Sukoharjito yang merupakan saudara sepupunya Lansih dan berhubungan dekat dengan Sukoharjito hingga jatuh cinta.

3.      Tahap puncak konflik (klimaks)
      Elisa mengetahui bahwa ayah yang selama ini dikenalnya bukan ayah kandungnya. Elisa kecewa tehadap ibunya yang semasa muda selalu mempermainkan dan menhianati laki-laki. Elisa juga mendapat penhianatan dari sukoharjito, pria yang diharapkan akan menjadi suaminya.

4.      Tahap penyelesaian
      Elisa mencoba mencari tau asal usulnya dengan mencari dan menemukan orang orang yang pernah berhubungan dengan masa kecilnya. Elisa mencoba untuk melupakan Sukoharjito yang telah tega meninggalkanya dan menikah dengan gadis lain yang telah hamil duluan.

5.      Tahap keputusan konflik (ending)
      Elisa senang dan merasa gembira setalah mengetahui siapa ayah kandungnya. Namun meski mengetahui semua masa lalu kehidupannya dulu, Elisa memutuskan untuk pindah ke belanda untuk kembali kepada ibu, adik-adiknya serta ayah tirinya, Elisa meninggalkan semua pekerjaannya sebagai pramugari, sahabatya, Talib yang kemungkinan besar ayah kandungnya, rasa sakit hatinya terhadap Sukoharjito dan bumi Indonesia yang sangat dicintainya.

  •            Penokohan

1.      Elisa: pengiba, pendiam, sabar. Terlihat dari kutipan berikut.
“sekali lagi hatiku dilimpahin perasaan iba yang tidak dapat kutaksirkan.”

“aku menjadi pendiam dan dingin karena tidak banyak diberi kesempatan buat  mengatakan isi hati”

“aku harus bersabar lagi untuk menerima datangnya pinangan.”

2.         Lansi: sabar dan teliti. Terlihat dari kutipan berikut.
“dengan teliti dan sabar, setiap kali ada sesuatu yang harus diterangkannya tanpa keangkuhan dia memberitahuku.”

3.         Ibu: matrealistis. Terlihat dari kutipan berikut.
“... apabila ibuku, dimatanya hanyak uang dan kebendaanlah yang tak terhitung didunia ini.”

4.         Wati: lemah lembut dan keibuan. Terlihat dari kutipan berikut.
“namanya wati sifatnya lemah lembut keibuan.”

5.         Ayah Elisa: penyanyang, pengecut dan baik hati. Terlihat dari kutipan berikut.
“ada kalanya perhatian ayah nampak penuh kesayangan kepadaku, ….”

“dengan tenangnya ayah melihat ibuku memukulin aku. Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Tak selangkah pun dia berajak dari tempat duduknya buat menolongku.”

“namun ayahku yang baik tidak tega meninggalkan aku seorang diri di negeri ini ….”

6.         Suku harjito: pengecut, tidak tegas  terlihat dari kutipan berikut.
“melihat sikapnya yang demikan, bagi dia pengecut. Tidak berani terus terang kepadamu”

“sekali lagi hal itu menujukkan kelemahannya. Dia memang bukan laki-laki yang tegas.”  Kata Ana

7.         Rama beick: ramah dan tidak sombong, sabar. Terlihat dari kutipan berikut.
“…. Dalam suara yang meggelegar tetapi ramah dan tanpa kesombongan.”

“tak sekali pun menyela. Jari-jari kedua tangannya bertemu merupakan tangkupan yang menujukan kesabaran.”

8.            Tuan Sayekti: baik, pekerja keras, gigih, ramah dan saleh terlihat dari kutipan berikut.
“…. Bagaimana tuan Sayekti memperoleh hartanya dengan jalan keras dan kegigihan yang jarang terdapat pada suku bangsa jawa.”

“orangnya ramah terbuka. Nanpak beribadah dan shaleh.”

9.            Talib: pemarah, pendiam, pasrah. Terlihat dari kutipan berikut.
“tapi talib menjadi pansif. Seperti tidak ada kemauan lagi buat hidup. Kemudian menjadi pemarah,….”

“sifatnya pendiam,….”

“…. Dapat merubah sikapnya yang pasif dan pasrah kepada nasib itu.’’

10.        Silvi: baik dan pengertian. Terlihat dari kutipan berikut.  
“Silvi adalah satu-satunya anggotan keluarga dan kerabat yang memanggil Elisa tanpa akhiran ye di belakang namanya. Silvi mengetahui bahwa elisa lebih suka panggilan nama biasa, seperti orang-orang Indonesia tulen. Hanya Silvi yang mengindahkan elisa.”

  •      Gaya bahasa:

1.      Personifikasi: kulitnya putih kecoklatan, karena terlalu lama dimakan matahari kahtulistiwa.

2.      Metafora: tubuhnya yang mungil terselip diantara gerombalan itu, seolah-olah sebuah perahu kecil yang terobang-ambing oleh dasarnya arus


3.      Hiperbola: kegagalan tubuh dan wajahnya seakan tercetak tepat itu menjalankan kerja jabatanya.

4.      Perupamaan: dia seperti batang pohon yang bagus, tapi rimbun daunya untuk dapat dipergunakan sebagai penolah panas matahari.


  •      Amanat
Apapun asal usul kita, meskipun pahit dan menyedihkan kita harus tetap menerimanya. Meskipun kita memiliki ibu yang kurang memperhatikan kita, kita juga harus menerima keadaan tersebut dengan berpikir positif.
Dalam menghadapin masalah kita tak boleh cepat berputus-asa, karena selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah yang dihadapin dan kita juga harus percaya bahwa akan selalu ada hikmah dari sesuatu setiap masalah yang kita hadapin.
  •      Latar

·         Latar tempat:
Dibandara pabaen dan imigrasi, dibandaran bagian penerangan, dibandaran diruang pasang, bandaran diruang tunggu di pelabuhan udara.

·         Latar waktu:
Siang hari sore hari dan malam hari

·         Lataar suasana:
Bahagia, sedih, suka, marah

  •      Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah pengarang sebagai orang ketiga, diman pengarang menepakan diri luar cerita. Dalam posisi ini pengarang meyerotin semua yang dilakukan oleh semua tokoh dalam cerita.


4.        Unsur Ekstrinsik

1.      Nilai agama
Cerita novel keberangkatan ini mengandung nilai agama. Ini dapat kita lihat dari kutipan berikut.
“orangnya ramah terbuka. Nanpak beribadah dan shaleh.”

2.      Nilai moral
Mengandung nilai moral terlihat dari kutipan berikut.
“…. Dalam suara yang meggelegar tetapi ramah dan tanpa kesombongan.”

Minggu, 29 April 2012

jurnal meningkatkan kemampuan berbahasa .....


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Eva Rosanti
Universitas Negeri Medan


Abstrak

 

Tulisan ini membahas tentang Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra dalam pelajaran bahsa Indonesia. Pelajaran apresiasi sastra merupakan materi yang dibahas dalam pelajaran bahasa Indonesia. Apresiasi sastra dianggap efektif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa, pada aspek mengidentifikasi unsur cerita hasil mendengar, menyimpulkan isi cerita hasil membaca, serta kemampuan berbicara memerankan tokoh cerita. Dan hal tersebut akan maksimal jika aspek guru, siswa, dan fasilitas pembelajaran baik. Tujuannya agar siswa dapat dengan maksimal meningkatkan kemampuannya berbahasa.

 

Kata kunci: berbahasa, apresiasi sastra, bahasa Indonesia

 

Pendahuluan

Bahasa Indonesia adalah pelajaran umum yang di pelajari di Indonesia, baik dari tingkat sekolah dasar, SMP, SMA dan berbagai jurusan di SMA atau SMK. Di perguruan tinggi pun diajarkan bahasa Indonesia bahkan terdapat jurusan pendidikan bahasa Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia penting untuk dipelajari. Dalam bahasa Indonesia diajarkan tentang apresiasi sastra yang sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa.

Apresiasi sastra adalah salah satu meteri yang dibahas dalam pelajaran bahasa Indonesia, salah satu bagian apresiasi sastra yang sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa yaitu cerita. Siswa dapat mengidenfikasi unsur cerita hasil mendengar, menyimpulkan isi cerita hasil membaca, menulis diolog dua atau tiga tokoh cerita sesuai dengan isi ceritanya, serta kemampuan berbicara memerankan tokoh cerita. Berbahasa sangatlah penting karena bahasa adalah alat kita berkomunikasi secara efektif. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dan untuk berinteraksi manusia memerlukan bahasa sebagai alatnya. Bahasa tidak hanya berupa berbicara atau lisan. Tapi, bahasa dapat juga berbentuk tulisan.       

            Pelajaran bahasa Indonesia memberikan kemampuan dasar yang kuat bagi peserta didik untuk mampu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulisan dan mampu menggapresiasikan sastra dengan memperluas wawasan, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Pelajaran sastra adalah pelajaran yang menarik dan menghibur serta dapat menambah kemampuan barbicara. Sehingga banyak orang yang tertarik pada materi pelajaran ini, terutama jika ada dilakukan latihan. Dan itu merupakan hal positif, dalam memberi mereka sengat dalam belajar. Namun perlu diperhatikan siswa juga membutuhkan materi untuk membantu mereka dalam melaksanakan latihan dan praktik.

Setiap manusia selalu memiliki keinginan dapat menjalin hubungan dengan manusia lain, hal ini merupakan kudrat manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang berfungsi untuk menyamakan bahasa agar orang Indonesia dapat saling menjalin hubungan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional yang digunakan secara baik dan benar. Namun kebanyakan dalam kehidupan bermasyarakat untuk berkomunikasi menggunakan bahasa yang sifatnya umum atau tidak baku.

            Emidar dalam jurnalnya menuliskan bahwa pelajaran bahasa Indonesia bukanlah sekedar menyampaikan atau memberikan ilmu, namun hendaknya lebih diarahkaan pada mengembangkan kemampuan siswa berinteraksi menggunakan bahasa Indonesia. Pengembangan tidak mungkin terwujud jika pelajaran masih berpusat pada guru. Maksudnya bukan hanya guru yang menjadi pusat bagi siswa memperoleh pelajaran. Tapi, seorang siswa yang baik harus aktif, mandiri dan mampu memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber seperti: membaca buku, mengakses internet untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan. Siswa juga dapat belajar di rumah, dilingkungan masyarakat dan lain sebagainya. Siswa yang bijak memanfaatkan fasilitas dengan maksimal untuk hal yang positif.

            Dalam meningkatkan kemampuan berbahasa perlu waktu dan usaha serta kesabaran dan keinginan yang teguh. kita perlu mendengarkan cerita, membaca isi cerita dan menyimpulkan cerita, menulis dialog sesuai cerita dan berlatih berbicara sesuai dengan tokoh cerita sehingga  kita akan bertambah mahir dalam berbicara. Dan itu perlu sering kita lakukan untuk mempercepat meningkatkan kemampuan berbahasa.

Bahasa memiliki beberapa fungsi dan itu akan kita  bahas dibagian hasil dan pembahasan. Fungsi bahasa akan membahas tentang kegunaan dari bahasa agar pemahaman dapat lebih dalam lagi tentang bahasa. Bahasa sebagai alat komunkasi sangat penting untuk dibahas karena bersifat umum. setiap orang pasti sangat mengiginkan memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Tujuan berbicara/berbahasa yaitu untuk dapat berinteraksi dengan baik dengan masyarakat yang merupakan kodrat sebagai manusia. Selain itu, agar kita dapat dihormati sebagai manusia yang pintar berinteraksi dan dapat memiki banyak teman.

            Dalam proses pengajaran untuk meningkatkan kemampuan berbahasa seorang perlu adanya beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu guru, siswa dan fasilitas. Ketiga aspek tersebut akan berjalan dengan baik jika semuanya berjalan bersamaan. Guru dan siswa dituntut dapat melaksanakan perannya dengan benar dan bijak. Fasilitas di sekolah juga harus memiliki manfaat yang besar bagi guru dan siswa dalam membantu proses belajar dan pengajaran. Sehingga ketiga aspek tesebut dapat berpengaruh besar dalam meningkatkan kemampuan berbahasa seorang siswa.

 

Bahan dan Metode

Bahan jurnal penulis, penulis ambil dari jurnal karya Aanm Kusdiana yang berjudul Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita Terpadu Model Connected untuk Meningkatkan Kemampuan berbahasa Siswa sekolah Dasar, jurnal Emidar yang berjudul Paradigma Pengembangan interaksi dan Komunikasi Siswa-Guru dalm Proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, dan juga jurnal Sam Mukhtar Chaniago, dkk yang berjudul Masalah Pengajaran Kemahiran Berbahasa di sekolah di Indonesia.

            Jurnal  ini menggunakan metode evaluasi yang memberikan kegiatan kepada para pelajar agar pengetahuan terhadap para perlajar terhdap pelajaran bahasa semakin meningkat melalui apresiasi sastra. Hal-hal yang dilakukan pendidik yaitu mencari sumber-sumber yang bisa mengevaluasi siswa dan memberi bimbingan dan pemberian contoh oleh guru mengenai apresiasi sastra yang ada. Kegiatan yang dilakukan oleh guru ini sangat berfungsi bagi siswa karena melalui apresiasi sastra siswa semakin mampu mengidentifikasikan ilmu-ilmu kebahasaan itu. Dan mampu belajar meningkatkan kemampuan berbahasanya.

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil dari tulisan ini yaitu pembelajaran apresiasi sastra dalam pelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan berbahasa seorang siswa.

Bahasa Indonesia merupakan sebuah bahasa yang benar-benar anugrah Tuhan yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir sebelum bangsa ini benar-benar menjadi bangsa yang merdeka. Bahasa merupakan ciri utama yang membedakan umat manusia dengan makhluk lainnya di dunia ini. Bahasa dijadikan sebagai sarana komunikasi verbal dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi dapat terjalin dengan lancar melalui pelajaran berbahasa. Dan sebenarnya masih banyak materi dalam bahasa Indonesia yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa misalnya saja berpidato. Namun yang dibahas dalam jurnal ini hanya tentang apresiasi sastra sesuai dengan judul.

Berbahasa sangatlah penting baik bagi siswa ataupun mahasiswa serta orang dewasa, semua orang perlu bahasa. Setiap orang juga pasti mengiginkan dapat mahir dalam berbahasa baik dalam situasi formal maupun informal. Kita harus pandai menggunakan bahasa yang baik sesuai dengan situasi dan suasana yang berbeda. Karena kemampuan berbahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia.

            Menurut Halliday (1992: 22) dalam jurnal karya Sam Mukhtar Chaniago, dkk yang berjudul masalah pengajaran kemahiran berbahasa di sekolah di Indonesia, fungsi bahasa yaitu:

1.      Fungsi instrumental: pengelolaan lingkungan, yang menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi

2.      Fungsi regulasi: mengawasi serta mengendalikan peristiwa-peristiwa

3.      Fungsi Representasional: penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan dalam menyampaikan fakta dan pengetahuan

4.      Funsi interaksional: menjamin serta memantapkan ketahanan dan kelangsungan komunitas

5.      Fungsi personal: memberi kesempatan kepada pembicara untuk mengekspresikaan perasaan, emosi, dan pribadinya secara mendalam

6.      Fungsi heuristik: melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan, mempelajari seluk beluk lingkungan, dan ini sering disampaikan dalam bentuk pernyataan tentang alasan kita

7.      Fungsi imajinatif: menciptakan sistem atau gagasan yang bersifat imajinatif.

Melalui fungsi bahasa tersebut maka setiap pelajar mampu menyadari akan pentingnya ilmu bahasa. Komunikasi dapat terjalin dengan lancar melalui pelajaran berbahasa. Karena kita merupakan manusia yang sudah dikodratkan sebagai makhluk sosial  maka agar kita bisa berhubungan  dengan orang lain kita harus berinteraksi dan interaksi itu kita capai melalui pelajaran bahasa Indonesia. Itulah sebabnya berbahasa atau berkomnikasi itu sangat penting bagi kehidupan manusia karena manusia merupakan makhluk sosial.

Interaksi itu memiliki jenis, dan menurut Joni (1985:3) dalam jurnal Paradigma Pengembangan interaksi dan Komunikasi Siswa-Guru dalam Proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia karya Emidar, jenis-jenis interaksi itu ada empat, yaitu:

1.      Interaksi satu arah, yaitu interaksi melalui kegiatan yang diberikan oleh guru sebagai pemberi komunikasi sedangkan siswa bertindak sebagai penerima komunikasi

2.      Interaksi dua arah, yaitu interaksi yang berkembang jika peran guru relatif seimbang

3.    h  Interaksi tiga arah, yaitu interaksi yang demokratis karena peran siswa leksikal atau kelompok seimbang dengan guru. Dalam interaksi ini peran guru dan siswa sama, tidak ada yang lebih dominan.

4.      Interaksi optimal (multiarah) yaitu interaksi antara guru-siswa dan juga melibatkan anggota masyarakat. Jadi dalam interaksi multiarah ini banyak yang terlibat dalam melakukan komunikasi.

dengan uraian di atas maka akan dapat disimpulkan bahwa pengembangan interaksi belajar mengajar bahasa Indonesia bergantung pada pendayagunaan metode pembelajaran. Jadi setiap jenis interaksi mempengaruhi proses belajar dan bagaimana siswa mampu menangkap materi yang diberikan.

Apresiasi sastra yang kita dapat melalui pembelajaran bahasa yaitu menggunakan langkah-langkah yang dapat ditempuh sebagai berikut: siswa mendengarkan cerita dan mengidentifikasi unsur-unsur ceritanya, siswa membaca cerita dan menyimpulkan isi ceritanya, siswa menulis dialog dua atau tiga tokoh cerita sesuai dengan isi cerita, selanjutnya siswa berlatih berbicara dengan memerankan tokoh ceritanya.  Manfaat dari kita mendengar dan membaca cerita serta menyimpulkan yaitu agar semakin banyak kosa kata yang kita miliki selain itu dengan kita mendengar kita dapat mengetahui bagaimana bahasa yang benar dan bahasa yang bersifat umum. Dengan membaca dan menyimpulkan cerita itu akan melatih kita untuk memiliki pemahaman yang baik dalam membaca. Manfaat dari Menulis dialog  sesuai dengan isi cerita dan berbicara dengan memerankan tokoh cerita yaitu meningkatkan pemahaman kita akan bagaimana berbahasa yang baik, baik itu secara lisan maupun tulisan.

Dalam meningkatkan kemahiran berbahasa siswa di sekolah terdapat beberapa aspek penting yaitu guru, siswa, dan fasilitas pembelajaran baik. Pertama, guru sebagai pendidik harus mendidik siswanya dengan baik dan harus memiliki metode pengajaran yang menarik buat siswa dan melakukan praktik dalam pelajaran yang memang dituntut untuk latihan atau praktik, misalnya membaca puisi, bermain drama, dan lain sebagainya. Kedua, Siswa sebagai pelajar harus memiliki kemauan untuk belajar baik itu di sekolah maupun di rumah. Ketiga, fasilitas sangat berperan dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah, dengan adanya fasilitas yang guru dan siswa dapat memanfaatkannya untuk proses pembelajaran. dengan adanya perpustakaan siswa dapat memperoleh informasi lebih banyak dan dapat menambah wawasan, dengan adanya lab kompeter siswa juga dapat mengakses informasi lebih cepat, giru juga dapat menggunakan proyokter untuk mengajar agar siswa lebih paham dan masih banyak lagi fasilitas dapat dimanfaatkan untuk proses belajar.

Namun semua fasilitas yang ada harus digunakan secara benar dan tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Semua aspek di atas harus berjalan secara bersamaan, seorang guru dan siswa harus melaksanakan perannya sebagai pengajar dan pendidik secara baik dan benar. Fasilitas juga harus bermanfaat dan dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam proses belajar dan pengajaran. Dan ketiga aspek diatas juga mampu meningkatkan kemampuan berbahasa. Namun cara yang lain yang telah dipaparkan juga harus dilakukan lakukan. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa berbahasa bukanlah hal yang cepat sehingga perlu waktu dan kesabaran serta proses. Tapi itulah hal yang menyenangkan yaitu menunggu proses dan melakukan latihan dan praktik.

 

 

 

 

Kesimpulan

Apresiasi sastra dalam pelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Dalam meningkatkan kemampuan berbahasa melalui apresiasi sastra dilakukan dengan mendengarkan cerita dan mengidentifikasi unsur-unsur ceritanya, siswa membaca cerita dan menyimpulkan isi ceritanya, siswa menulis dialog dua atau tiga tokoh cerita sesuai dengan isi cerita, selanjutnya siswa berlatih berbicara dengan memerankan tokoh ceritanya dan hal ini pasti bagian menyenangkan bagi siswa apalagi jika peran yang dimainkannya merupakan tokoh favoritnya.

Pelajaran bahasa Indonesia memberikan kemampuan dasar yang kuat bagi peserta didik untuk mampu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulisan dan mampu menggapresiasikan sastra dengan memperluas wawasan, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Melalui fungsi bahasa maka setiap pelajar mampu menyadari akan pentingnya ilmu bahasa. Komunikasi dapat terjalin dengan lancar melalui pelajaran berbahasa. Dan sebenarnya masih banyak materi dalam bahasa Indonesia yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa misalnya saja berpidato. Namun yang dibahas dalam jurnal ini hanya tentang apresiasi sastra karena sesuai dengan judul, dan judul yang penulis buat telah penulis mempersempit pembahasannya dalam pelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan berbicara.

Guru dan siswa dituntut dapat melaksanakan perannya dengan benar dan bijak. Seorang guru harus memiliki metode pembelajaran yang menarik agar siswa tertarik dan senang belajar. Siswa harus bersifat aktif dan berkemampuan untuk belajar serta memiliki tujuan yang pasti dalam hidup. Fasilitas di sekolah juga berperan penting karena memiliki manfaat yang besar bagi guru dan siswa dalam membantu proses belajar dan pengajaran agar berjalan dengan baik dan lancar. Ketiga aspek tersebut harus berjalan bersamaan sehingga ketiga aspek tersebut dapat berpengaruh besar dalam meningkatkan kemampuan berbahasa seorang siswa. Tujuan dalam penulisan jurnal ini agar kita tahu bahwa pelajaran Apresiasi sastra dalam pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa.

Untuk terampil berbicara perlu berusaha dan latihan serta melakukan melakukan praktik. Selain itu kita perlu banyak mendengar juga membaca agar semakin banyak kosa kata yang kita ketahui dan itu sangat diperlukan dalam berbahasa.

 

 

 

 

 

 

Daftar Acuan

 

Emidar.2005.  “Paradigma Pengembangan Interaksi dan Komunikasi Siswa-Guru dalam Proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia”.  Vol. 6, No.1, 2005: (25-32)

Kusdiana, Aan. 2010. “Pembelajaran Apresiasi Sastra Cerita Terpadu Model Connected untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Siswa Sekolah Dasar”. Vol.11, No 1, April 2010: (100-108)

Chaniago, dkk. 2011. “ Masalah Pengajaran Kemahiran Berbahasa di Sekolah di Indonesia”. Vol.1, Bil 1, Mei 2011: (109-122)